Virtual Taekwondo menggabungkan pelacakan gerak seluruh tubuh dan video game untuk menawarkan generasi berikutnya dari olahraga virtual kompetitif.
Pertandingan Olimpiade Musim Panas 2020 akhirnya terjadi setelah tertunda selama lebih dari setahun karena pandemi COVID-19, yang berarti kembalinya taekwondo tingkat Olimpiade yang telah lama ditunggu-tunggu.
Untuk menghormati Hari Olimpiade Internasional, sebuah perayaan nilai-nilai Olimpiade di mana para atlet berpartisipasi dalam berbagai kegiatan olahraga, pameran, dan seminar. Perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura Refract telah mengembangkan Virtual Taekwondo. Sebuah pengalaman realitas campuran yang memungkinkan para petarung untuk bertanding secara virtual. Menggunakan pelacakan gerak seluruh tubuh yang didukung oleh Active XR Interface System (AXIS). Anggap saja seperti bermain video game seperti Tekken, Mortal Kombat, atau Street Fighter, hanya saja tidak menggunakan tombil melainkan bertarung secara nyata.
Taekwondo Virtual menggunakan 10 sensor (atau 7 jika Anda menggunakan headset VR) yang tersebar di berbagai bagian tubuh. Sensor pada tubuh Anda menangkap gerakan seluruh tubuh dan kemudian menirunya dalam game secara real-time. Gerakan Anda dan lawan ditampilkan di layar raksasa di depan setiap pemain. Itu terlihat seperti bermain video game tradisional, hanya sedikit lebih melelahkan.
Sistem ini tidak memerlukan kabel atau jenis stasiun pangkalan apa pun, yang berarti Anda memiliki kebebasan penuh untuk bergerak. Memungkinkan Anda untuk membawa gaya bertarung unik Anda sendiri ke dalam permainan. Karena tubuh Anda adalah pengontrolnya, Virtual Taekwondo membutuhkan energi fisik yang cukup besar, belum lagi keterampilan.
Masa Depan Virtual Taekwondo
Dengan pasar esports yang akan melampaui $1,5 miliar pada tahun 2023, Refract melihat potensi besar dengan platform AXIS-nya. Dengan bermitra dengan Federasi Taekwondo Dunia, kedua organisasi berharap dapat mengembangkan program olahraga virtual. Olahrraga virtual yang dapat digunakan untuk mempromosikan aktivitas fisik melalui inovasi seperti XR. Tujuan lainnya adalah menyelaraskan diri dengan visi Agenda Olimpiade 2020+5 IOC dalam menumbuhkan keterlibatan digital dengan orang-orang di seluruh dunia.
Dalam siaran pers resmi, Presiden Federasi Taekwondo Dunia, Dr. Chungwon Choue mengatakan, “Dalam masyarakat saat ini, tidak pernah lebih penting untuk mengatasi hambatan fisik,” menambahkan, “Dengan Taekwondo Virtual, kami mempromosikan kebugaran, kesejahteraan, dan komunitas ke audiens yang lebih luas dan melek digital.”
Pada akhirnya, Choue berharap bahwa olahraga virtual akan menjadi ajang perebutan medali di Olimpiade 2028 di Los Angeles.
Karena AXIS adalah platform digital, atlet dari berbagai disiplin ilmu tidak lagi dibatasi oleh hambatan olahraga tradisional seperti lokasi, usia, jenis kelamin, dan kelas berat. Nantinya ini tidak memiliki divisi wanita dan pria—atau membagi atlet berdasarkan kelompok usia. Olahraga virtual akan mengadu keterampilan vs keterampilan, terlepas dari bentuk fisik atau karakteristiknya.
“Kami sangat antusias untuk mendukung Taekwondo Dunia dan sistem kami telah diuji pada level tertinggi oleh atlet profesional,” kata Michael Chng, CEO Refract Technologies. “Dengan kemajuan 5G, kecerdasan buatan, dan pemrosesan edge cloud, penggunaan perangkat realitas yang diperluas akan menjadi gaya hidup dalam waktu dekat.”
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web Refract di www.refract.gg .
