Virtual YouTuber, atau yang akrab disebut VTuber sudah bukan hal yang asing lagi. Di masa sekarang ini sudah menjadi sesuatu yang umum baik untuk penikmat pop culture Jepang atau pengamat teknologi. Di Indonesia sendiri Virtual Youtuber sudah memiliki komunitas tersendiri. Menjadikan hal tersebut sebagai sebuah bentuk kegiatan hobi berpenghasilan yang menyajikan hiburan bagi penontonnya.
Menengok kebelakang dimana Virtual Youtuber baru muncul di 2016 hingga masuk di kepopoulerannya di akhir tahun 2017, saat itu bukan lah hal unik. Saat itu Virtual Youtuber tidak terlalu berbeda dengan streamer youtube pada umumnya yang menyajikan konten-konten video hiburan.
Hadirnya Virtual Youtuber yang lebih dominan menyajikan konten pop culture Jepang mebuat vtuber lebih dekat dengan komunitas anime. Seperti menyanyikan lagu-lagu anime serta menggunakan avatar berupa 3D atau 2D yang seperti karakter anime. Hal ini membuat kehadiran vtuber dapat diterima baik dan mencapai tingkat kepopuleran tersendiri.
Kesuksesan Virtual Youtuber tidak hanya menarik perhatian para penikmat anime dan pop culture Jepang. Persuahan bisnis pun banyak yang melirik vtuber sebagai media baru pemasaran produk mereka. Tidak sedikit perusahan besar sudah melakukan kerja sama. Dari perusahan permainan video game hingga mini market sudah melakuakan kerjasama bisnis dengan vtuber.
Fenomena tersebut pun tidak luput dari pengamatan dunia pendidikan dijepang. Kini Virtual Youtuber tercantum ke dalam sebuah buku pelajaran SMA di Jepang. Dengan memasukan materi vtuber didalam buku pelajaran dengan ini menandakan bahwa vtuber bukanlah sekedar kegiatan biasa. Dengan memiliki tingkat sistem pendidikan yang berstandard tinggi pendidikan jepang memasukkan VTuber sebagai salah satu referensi pengetahuan yang dirasa perlu untuk dikembangkan pada siswa-siswa di sana.
Masuknya VTuber ke Dunia Pendidikan
Dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas di Jepang, subjek mata pelajaran terbagi ke dalam kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar merupakan cakupan secara umum dan luas meliputi bidang-bidang yang umum dipelajari sebagai satu mata pelajaran seperti halnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terdiri dari beberapa bidang di dalamnya. Sedangkan kelompok kecil merupakan bidang-bidang yang dipelajari langsung oleh siswa seperti contohnya Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah.
Berbeda dari hal di Indonesia, IPS di Sekolah Menengah Atas Jepang mencakup 社会と情報 (Shakai to Jouhou) yakni Sosial dan Informasi serta 情報の科学 (Jouhou no Kagaku) merupakan Ilmu Informasi.
Dalam membahas isi dari Shakai to Jouhou, siswa mempelajari hal-hal yang sedang berkembang luas di masyarakat serta dari segi-segi ilmu sosial. Selain mempelajari kehidupan masyarakat juga mempelajari Informasi yang berada di masyarakat ini termasuk informasi yang bersifat digital membahas pengetahuan terkini terhadap perkembangan informasi atau lebih dikenal sebagai teknologi informasi suatu bidang bahasan yang sangat mempengaruhi kehiduapn bermasyarakat modern.
VTuber yang sangat erat hubungannya dengan teknologi dan infromasi menjadi topik yang perlu di angkat dalam dunia pendidikan di jepang. VTuber yang sukses sudah pasti menggunakan social media sebagai salah satu element kegiatannya. Dengan bentuk kegiatan VTuber melibatkan teknologi tentu memebuat dunia pendidikan perlu membahas ini. Vtuber memberikan pandangan baru terhadap kemajuan teknologi informasi yang menurut buku teks pelajaran Jouhou Saishin Topikku-shu 2021. Menggantikan peran Youtuber fisik yang sebelumnya merupakan cita-cita idaman sebagian besar anak di Jepang. Sedikit berbeda dengan menjadi virtual menggunakan bantuan teknologi garfik komputer namun berhasil mendapatkan penghasilan besar. Penghasilan pertahunnya dapat mencapai satu miliar lebih juga membuat VTuber dibahas dalam buku tersebut pada satu tema khusus terkait YouTube sebagai salah satu perkembangan teknologi informasi.
Kehadiran VTuber tidak hanya memberikan wawasan baru sebagai hiburan alternatif di pop culture Jepang. Melainkan pula sebagai mataeri pendidikan sosial. YouTube maupun teknologi lainnya yang meliputi VTuber adalah wawasan pendidikan teknologi informasi. Sebuah fenomena di masyarakat yang meliputi industri hiburan maupun kegiatan bisnis sekala besar dengan penghasilan yang fantastis. Memasukan Vtuber kedalam materi pendidikan sebagai bagian dari pendidikan sosial adalah hal penting untuk jejak perkembangan masyarakat.
Pendidikan di Jepang menjadikan VTuber sebagai percontohan bagaimana pentingnya bagi siswa untuk mempelajari seluk-beluk sistem yang tengah populer bekerja. Dan juga merujuk konteks bagaiman cara kerja YouTube. Serta menjadikan materi ini sebagai sarana siswa berdaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.
Vtuber sebagai pilihan karir di masyarakat
VTuber kini tidak hanya menjadi model percontohan, kesuksesannya dalam menempatkan diri di antara kemajuan pop culture, teknologi, dan publik membuat VTuber yang pada awalnya dianggap sebagai hanya sebatas Youtuber hanya dengan memberikan kesan virtual/anime mulai perlahan menjadi sebuah usaha yang serius selayaknya entertainer profesional seperti artis maupun musisi.
Hal itu dijelaskan di buku tersebut yang menjelaskan bahwa sampai saat buku tersebut ditulis dan dipublikasikan, total penghasilan Superchat yang diperoleh Kiryu Coco dan Uruha Rushia sudah mencapai angka 29 miliar rupiah, menjadikan mereka berdua dan member Hololive lainnya sebagai streamer dengan penghasilan Superchat tertinggi di dunia yang tentu sudah menjadikan Virtual Youtuber sebagai profesi yang menjanjikan.
Dapat disimpulkan bahwa masuknya Virtual Youtuber ke dalam dunia pendidikan mengambarkan mereka adalah perkembangan pesat dari pop culture Jepang yang semakin beragam. Konten hiburan hingga tekonlogi yang berputar disekitarnya menunjukan kemajuan informasi teknologi yang pesat di jepang dan menyebar ke seluruh dunia. Dengan begini tidak hanya sebagai bentuk hiburan digital baru dan media peluang bisnis, VTuber juga berperan dalam dunia pendidikan.