Di era digital yang kita jalani, dunia maya mulai semakin populer. Garis antara model kehidupan nyata dan model “virtual” yang dihasilkan komputer menjadi sangat kabur. Merek-merek top menggunakan model fiktif untuk mengenakan desain mereka dan dibagikan kepada jutaan pengikut mereka di Instagram.
Kita semua telah menyaksikan sendiri bagaimana platform media sosial menggambarkan versi realitas sesorang yang sangat diedit. Influencer terkenal hanya memposting hal-hal penting dalam hidup mereka, sementara industri fashion secara teratur menggunakan Photoshop untuk standar yang tidak realistis. Tapi apakah kebangkitan CGI membawa konsep ini ke level berikutnya? Akankah model akhirnya diganti?
Apa itu Model Virtual?
Model virtual adalah gambar digital yang dibuat oleh sekelompok orang menggunakan komputer. Modelnya tidak ada dalam kehidupan nyata, hanya di layar komputer atau ponsel. Banyak orang menerima kehadiran mereka sebagi hal yang nyata di Internet. Banyak juga yang memiliki ribuan pengikut.
Dengan jumlah eksposur ini, desainer dan merek fashion ingin beraksi. Merek-merek fashion sudah mulai mempekerjakan mereka untuk memakai desain mereka secara digital. Mereka menghubungi tim digital orang-orang di belakang model virtual dan meminta kolaborasi, tentu saja dengan bayaran.
Temui Model Virtual
Seperti semuanya, ada beberapa pelopor yang memimpin dunia maya dengan status selebriti mereka. Beberapa menjadi sangat populer di kalangan penonton internasional yang mencintai mereka karena kepribadian mereka yang tampak imut, rambut yang sempurna, selera berpakaian yang luar biasa, dan kulit yang indah. Pencipta mereka mencari uang dengan bekerja sama dengan merek untuk memasarkan produk.
Lightning
Karirnya dimulai dari video game JRPG Final Fantasy. Bergabung dengan dunia mode ketika Nicolas Ghesquiere, direktur kreatif Louis Vuitton, tertarik pada rambut merah mudanya yang seperti permen karet. Dia mengenakan desain Louis Vuitton dalam tiga video dan koleksi Musim Semi/Musim Panas 2016.
Nicolas Ghesquiere bukan satu-satunya desainer yang berkreasi untuk dunia virtual, Marc Jacobs juga pernah mendesain kostum panggung untuk penyanyi virtual Hatsune Miku.
Apakah Menciptakan Kesempurnaan Memberikan Dampak Buruk?
Kemungkinan akan menjadi sangat sulit untuk langsung membedakan antara dunia nyata dan yang virtual, terutama dengan peningkatan kemajuan pada realisme dalam model virtual. Fenty Beauty, merek make-up milik Rihanna, di media sosial memposting gambar seorang model virtual bernama Shudu yang memakai lipstik; tidak ada yang menyangka kecantikan itu sebenarnya bukan manusia. Foto itu menjadi viral dan dalam dua bulan, Shudu memiliki lebih dari 90.000 pengikut Instagram.
Bagaimanapun juga setiap inovasi akan memiliki kekurangan dan kelebihan jika di lihat dari banyak sisi.